Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

Hei, Saya Tersertifikasi Dalam Bidang Clean Code!

Gambar
Bismillahirrohmaanirrohiim. Alhamdulillahi Robbil 'Alamiin. Allahumma Sholli 'Alaa Sayyidinaa Muhammad. Yo, Saya mau pamer! Saya sekarang memiliki sertifikat dalam bidang clean code yang berlaku seumur hidup. Dengan sertifikat ini, bisa diasumsikan bahwa saya memiliki kompetensi dalam hal per- clean code -an. Mungkin, saya akan menulis beberapa artikel mengenai clean code di kemudian hari. Haha. Sayangnya, sertifikat yang saya miliki ini bukanlah sertifikat berjenis lulus kompetensi yang membutuhkan serangkaian tes (seperti sertifikat dari dicoding.com atau freecodecamp.org yang baru bisa didapatkan setelah lulus tes).  Sertifikat yang saya miliki ini berjenis sertifikat penyelesaian — Sertifikat yang diberikan ketika kita berhasil menyelesaikan seluruh rangkaian kursus. Artinya apa? Artinya adalah belum tentu saya kompeten dalam bidang itu. Saya hanya menyelesaikan kursus! Berikut adalah tampilan sertifikat saya yang diberikan oleh Udemy. Kursus online mengenai clean code

Mulai Mengetahui Ada Istilah Low-Code

Gambar
Bismillahirrohmaanirrohiim. Alhamdulillahi Robbil 'Alamiin. Allahumma Sholli 'Alaa Sayyidinaa Muhammad. Low-code , istilah yang baru saya tahu baru-baru ini. Saya menemui istilah ini dari suatu artikel di blog DZone . Anyway , saya mengunjungi artikel tersebut karena muncul di newsletter oleh Memi Lavi, Software Architecture Newsletter . Istilah ini, saya rasa, terdengar sedikit mirip dengan No-code . Istilah no-code ini sendiri saya lihat berulangkali di timeline Twitter saya. Paling sering, saya mendapatkannya dari akun @heyeaslo . Contoh tweet @heyeaslo mengenai no-code  Oke, kembali lagi ke istilah low-code . Dalam artikel tersebut, saya masih belum menemukan definisi yang jelas mengenai low-code . Namun, saya bisa menangkap maksud bahwa low-code merupakan suatu platform yang digunakan untuk membuat aplikasi. Saya jadi membayangkan bahwa low-code merupakan suatu platform application builder . Bedanya dengan no-code adalah kita masih bisa menambahkan koding yang lebi

Menerapkan Computational Thinking untuk Masalah Inkonsistensi Data App Remunerasi

Gambar
Bismillahirrohmaanirrohiim. Alhamdulillahi Robbil 'Alamiin. Allahumma Sholli 'Alaa Sayyidinaa Muhammad. Siang itu, saya baru sampai kantor. Saya datang lebih siang dari biasanya karena mengantar istri kontrol kandungan ke Puskesmas. Baru sebentar saya duduk dan melihat-lihat layar komputer, atasan saya mengirim chat di grup. "Mas Muslim, ke ruangan saya." Seperti karyawan pada umumnya, saya menjawab, "baik, Pak." Saya langsung menuju ke ruangan beliau. Tanpa basa-basi yang lama, saya langsung dijelaskan perihal masalah yang ada di aplikasi yang saya kembangkan. "Datanya tidak konsisten," jelas beliau sambil menunjukkan letak data mana yang tidak konsisten. Data itu adalah data yang lumayan penting dan jika ada kesalahan, akibatnya fatal. Ya. Data itu adalah data catatan yang berhubungan dengan uang. Kemudian, beliau menjelaskan tentang konsep mengenai pencatatan akuntansi. Beliau mengira bahwa saya sudah tahu tentang hal tersebut. Saya pun dengan