Postingan

TRUNCATE Pada MySQL

Gambar
Bismillahirrohmaanirrohiim. Alhamdulillahi Robbil 'Alamiin. Allahumma Sholli 'Alaa Sayyidinaa Muhammad. TRUNCATE merupakan statemen dalam MySQL yang digunakan untuk menghapus seluruh data dalam suatu tabel. Statemen ini juga membuat sequence primary key (jika ada) kembali lagi ke awal. Kita bisa menjalankan perintah ini dengan format berikut. TRUNCATE TABLE nama_tabel;   Ganti nama_tabel dengan nama tabel yang ingin Anda bersihkan isinya. Anyway , statemen ini tidak hanya bisa digunakan pada MySQL. Kita bisa juga menggunakannya di DBMS lain, PostgreSQL misalnya. Saya menemukan beberapa hal yang saya rasa menarik untuk disimak mengenai statemen TRUNCATE. Berikut beberapa di antaranya. Apa Perbedaan Menggunakan Statemen TRUNCATE Dengan DELETE?  Apabila Anda sudah tahu mengenai cara penggunakan statemen DELETE , mungkin Anda berpikir bahwa kita bisa menggunakannya untuk menghapus seluruh isi tabel dengan menggunakan perintah berikut. DELETE FROM nama_tabel; Namun, ada perbedaan

Menggunakan in_array() di PHP untuk Mencari Nilai Dalam Array

Bismillahirrohmaanirrohiim. Alhamdulillahi Robbil 'Alamiin. Allahumma Sholli 'Alaa Sayyidinaa Muhammad. Beberapa waktu yang lalu, saya melakukan test coding di suatu website . Ada salah satu soal yang mengharuskan saya memproses data di array di PHP. Proses yang saya harapkan terjadi di situ adalah seperti operasi WHERE IN jika di SQL: cek apakah data ini ada dalam daftar yang saya tentukan. Misal ada variabel $array1 sebagai berikut. $array1 = [1, 2, 3, 4, 5]; Kemudian, saya ingin memastikan apakah dalam array tersebut terdapat angka 3. Bagaimana cara melakukan hal tersebut? Ternyata, saya bisa menggunakan in_array() . Berikut cara saya melakukan pengecekannya. var_dump(in_array(3, $array1)); Hasilnya tentu saja true karena 3 ada di dalam array tersebut. Berbeda halnya jika pengecekannya seperti ini. var_dump(in_array(100, $array1)); Hasilnya tentu saja false karena 100 tidak ada dalam array tersebut. So , penggunaan in_array() berdasar contoh di atas adalah dengan me

Hei, Saya Tersertifikasi Dalam Bidang Clean Code!

Gambar
Bismillahirrohmaanirrohiim. Alhamdulillahi Robbil 'Alamiin. Allahumma Sholli 'Alaa Sayyidinaa Muhammad. Yo, Saya mau pamer! Saya sekarang memiliki sertifikat dalam bidang clean code yang berlaku seumur hidup. Dengan sertifikat ini, bisa diasumsikan bahwa saya memiliki kompetensi dalam hal per- clean code -an. Mungkin, saya akan menulis beberapa artikel mengenai clean code di kemudian hari. Haha. Sayangnya, sertifikat yang saya miliki ini bukanlah sertifikat berjenis lulus kompetensi yang membutuhkan serangkaian tes (seperti sertifikat dari dicoding.com atau freecodecamp.org yang baru bisa didapatkan setelah lulus tes).  Sertifikat yang saya miliki ini berjenis sertifikat penyelesaian — Sertifikat yang diberikan ketika kita berhasil menyelesaikan seluruh rangkaian kursus. Artinya apa? Artinya adalah belum tentu saya kompeten dalam bidang itu. Saya hanya menyelesaikan kursus! Berikut adalah tampilan sertifikat saya yang diberikan oleh Udemy. Kursus online mengenai clean code

Mulai Mengetahui Ada Istilah Low-Code

Gambar
Bismillahirrohmaanirrohiim. Alhamdulillahi Robbil 'Alamiin. Allahumma Sholli 'Alaa Sayyidinaa Muhammad. Low-code , istilah yang baru saya tahu baru-baru ini. Saya menemui istilah ini dari suatu artikel di blog DZone . Anyway , saya mengunjungi artikel tersebut karena muncul di newsletter oleh Memi Lavi, Software Architecture Newsletter . Istilah ini, saya rasa, terdengar sedikit mirip dengan No-code . Istilah no-code ini sendiri saya lihat berulangkali di timeline Twitter saya. Paling sering, saya mendapatkannya dari akun @heyeaslo . Contoh tweet @heyeaslo mengenai no-code  Oke, kembali lagi ke istilah low-code . Dalam artikel tersebut, saya masih belum menemukan definisi yang jelas mengenai low-code . Namun, saya bisa menangkap maksud bahwa low-code merupakan suatu platform yang digunakan untuk membuat aplikasi. Saya jadi membayangkan bahwa low-code merupakan suatu platform application builder . Bedanya dengan no-code adalah kita masih bisa menambahkan koding yang lebi

Menerapkan Computational Thinking untuk Masalah Inkonsistensi Data App Remunerasi

Gambar
Bismillahirrohmaanirrohiim. Alhamdulillahi Robbil 'Alamiin. Allahumma Sholli 'Alaa Sayyidinaa Muhammad. Siang itu, saya baru sampai kantor. Saya datang lebih siang dari biasanya karena mengantar istri kontrol kandungan ke Puskesmas. Baru sebentar saya duduk dan melihat-lihat layar komputer, atasan saya mengirim chat di grup. "Mas Muslim, ke ruangan saya." Seperti karyawan pada umumnya, saya menjawab, "baik, Pak." Saya langsung menuju ke ruangan beliau. Tanpa basa-basi yang lama, saya langsung dijelaskan perihal masalah yang ada di aplikasi yang saya kembangkan. "Datanya tidak konsisten," jelas beliau sambil menunjukkan letak data mana yang tidak konsisten. Data itu adalah data yang lumayan penting dan jika ada kesalahan, akibatnya fatal. Ya. Data itu adalah data catatan yang berhubungan dengan uang. Kemudian, beliau menjelaskan tentang konsep mengenai pencatatan akuntansi. Beliau mengira bahwa saya sudah tahu tentang hal tersebut. Saya pun dengan

Update dari Composer 1 ke Composer 2 di Ubuntu 20.04

Gambar
Bismillahirrohmaanirrohiim. Alhamdulillahi Robbil 'Alamiin. Allahumma Sholli 'Alaa Sayyidinaa Muhammad. Apakah Anda selalu sebal ketika menjalankan composer install atau composer update karena kecepatannya sangat lambat? Jika iya, berarti kita mengalami hal yang sama. Saya juga mengalami hal tersebut. Saya selalu mengalaminya saat menggunakan Composer versi 1. Dalam pengumumannya pada 24 Oktober 2020, Composer mengumumkan bahwa mereka telah merilis Composer versi 2. Hal yang paling menarik perhatian saya tentu saja pada peningkatan performanya. Anda bisa melihatnya di sini . Gila. itu cepet banget, sih, menurut saya. Tentu, saya tertarik meng- upgrade versi Composer saya agar bisa menikmati kecepatan tersebut. Ingat, ngoding itu membutuhkan waktu yang lama. Cukup ngoding yang lama, composer install jangan.   Sebenarnya, saya sudah menemukan cara meng- upgrade Composer 1 ke Composer 2 di sistem yang saya gunakan, Ubuntu 20.04 di sini . Namun, saya ingin menuliskannya lagi

Cara Mengatasi "Login without a password is forbidden by configuration (see AllowNoPassword)" di Ubuntu 20.04 LTS

Gambar
Bismillahirrohmaanirrohiim. Alhamdulillahi Robbil 'Alamiin. Allahumma Sholli 'Alaa Sayyidinaa Muhammad. Apakah Anda menjumpai error tersebut setelah meng- install MySQL Server di Ubuntu Anda? Jika iya, berarti kita mengalami hal yang sama. Saya juga mengalami hal tersebut setelah meng- install MySQL Server. So , pada artikel kali ini saya menunjukkan cara yang saya lakukan untuk mengatasi error tersebut. Ohiya. Sebenarnya, saya sudah lama menemui error ini dan sudah mengatasinya berulang kali dengan membuka kembali link ke StackOverflow yang pernah saya ceritakan pada artikel terdahulu . Lalu, mengapa saya menulis ini? Agar saya lebih mudah saja melakukannya secara terstruktur tanpa harus klik dan scroll-scroll jawaban di StackOverflow tadi. Baiklah, mari kita mulai saja. Langkah-langkah Mengatasinya Pertama, buka terminal . Buka /etc/phpmyadmin/config.inc.php menggunakan nano dengan menjalankan perintah berikut. sudo nano /etc/phpmyadmin/config.inc.php Masukkan passw