Cara Keluar Dari Tutorial Hell

Bismillahirrohmaanirrohiim. Alhamdulillahi Robbil 'Alamiin. Allahumma Sholli 'Alaa Sayyidinaa Muhammad.

Ada teman saya di Facebook, yang juga adik kelas saya sewaktu di pesantren, bertanya mengenai "bagaimana cara keluar dari tutorial hell?" Saya sudah menjawabnya di kolom komentar secara singkat. Di sini, saya ingin menuliskan versi lebih panjangnya.

Gambar dari https://www.pexels.com/photo/students-inside-a-classroom-studying-together-5427651/

Apa Itu Tutorial Hell

Menurut Fahmi Salman, "Tutorial hell adalah suatu keadaan dimana kita terjebak dalam siklus terus menerus mengonsumsi programming tutorial tanpa mampu menerapkannya dalam dunia nyata dan membangun suatu aplikasi nyata."

Contohnya adalah situasi saat kita hanya mengikuti tutorial pemrograman Laravel di Youtube, namun kita tidak bisa membangun kembali aplikasi Laravel secara mandiri. Parahnya, hal ini terjadi selama beberapa waktu.

Ini tentu merepotkan dan menyebalkan. Rasanya, kita sudah tahu hal yang ada di tutorial tersebut. Namun, saat kita perlu membuat suatu project dengan dasar hal yang sudah kita pelajari tadi, kita kebingungan dan tidak bisa melakukan apa-apa.

Seperti tahu, namun tidak mengerti.

Bagaimana Saya Mengatasinya

Jadi, saya sampaikan saja bahwa cara termudahnya adalah coba saja buat project setelah mempelajari suatu tutorial. Kita tidak harus menerapkan semua yang kita pelajari dalam tutorial tersebut. Cukup sebagian saja yang kita rasa cocok dengan project yang ingin kita kerjakan.

Poin penting yang menurut saya perlu diperhatikan adalah kita harus menerapkan juga apa yang sudah kita ketahui sebelumnya. Sesuatu yang sudah kita ketahui sebelum kita mempelajari tutorial yang barusan kita pelajari. Hal ini akan melatih kita menghubungkan semua pengetahuan dan informasi yang kita miliki. 

Gambar dari https://www.linkedin.com/pulse/data-information-knowledge-insights-achin-gupta/

Selain itu, kita juga tidak harus membuat project yang besar dan kompleks secara langsung. Kita bisa mulai mencobanya dengan project sederhana. Contoh nyata yang pernah saya lakukan adalah ketika saya membuat Tesbeh, aplikasi tasbih digital.

Aplikasi tersebut saya kerjakan setelah saya selesai mempelajari kursus online Progressive Web Application. Beberapa konsep yang saya terapkan berdasar course tersebut ada banyak:

  • Cara membuat aplikasi web bisa di-install
  • Cara mengisi manifest web
  • Cara menggunakan local storage
  • Cara membuat aplikasi web yang support offline mode

Padahal, materi di dalam kursus tersebut tidak hanya itu. Ada jauh lebih banyak dari itu.

Saya juga menggunakan konsep-konsep yang sebelumnya sudah saya ketahui. Entah itu sesuatu yang sudah lama saya ketahui, atau dari sesuatu yang juga baru saya pelajari di tempat lain. Beberapa di antaranya adalah:

  • Cara membuat dark mode, saya dapatkan dari IDCamp React Path 2023
  • Cara menggunakan Bootstrap Icons
  • Cara meng-hosting web di Domainesia
  • Cara membuat variabel di CSS, saya dapatkan dari Responsive Web Design Certification freeCodeCamp 

Selain itu, saya juga mempelajari hal baru dalam perjalanan saya mengerjakan proyek tersebut. Beberapa di antaranya adalah:

  • Cara menambahkan screenshots di dalam manifest

Jika kita melakukannya, kita bisa memperkuat cara berpikir kita untuk menyelesaikan masalah (project) menggunakan tools (pengetahuan) yang kita miliki. Selain itu, kita juga bisa saja mempelajari hal baru.

Kesimpulan

Kita telah mempelajari definisi dari tutorial hell. Kita juga telah mengetahui mengapa tutorial hell merepotkan. Setelah itu, kita juga telah membahas mengenai cara keluar dari tutorial hell beserta contoh penerapannya.

Semoga kita semua selalu berbahagia dan beruntung.

Wallahul muwafiq ilaa aqwamith thooriq.

Referensi


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mengatasi "Access denied for user 'root'@'localhost' (mysqli_real_connect(): (HY000/1698))" di Ubuntu 20.04 LTS

Update dari Composer 1 ke Composer 2 di Ubuntu 20.04

Cara Mengatasi "Login without a password is forbidden by configuration (see AllowNoPassword)" di Ubuntu 20.04 LTS